Daun semanggi
Daun semanggi Semanggi adalah sekelompok paku air (Salviniales) dari marga Marsilea yang di Indonesia mudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi. Morfologi tumbuhan marga ini khas, karena bentuk entalnya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Akibat bentuk daunnya ini, nama "semanggi" dipakai untuk beberapa jenis tumbuhan dikotil yang bersusunan daun serupa, seperti klover. Semua anggotanya heterospor: memiliki dua tipe spora yang berbeda kelamin. Daun tumbuhan ini (biasanya M. crenata) biasa dijadikan bahan makanan yang dikenal sebagai pecel semanggi, khas dari daerah Surabaya. Organ penyimpan spora (disebut sporokarp) M. drummondii juga dimanfaatkan oleh penduduk asli Australia (aborigin) sebagai bahan makanan. Semanggi M. crenata diketahui mengandung fitoestrogen (estrogen tumbuhan) yang berpotensi mencegah osteoporesis.
Tumbuhan marga ini khas, bentuknya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Tak hanya itu, semangggi ternyata juga memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai penurun panas, sembuhkan darah tinggi, sesak nafas dan juga obat bagi orang yang mendengkur (ngorok), untuk yang sakit gigi bisa dijadikan sebagai obat kumur.
Komposisi kimia daun dan tangkai semanggi air terdiri atas kadar air 89,02%, kadar abu 2,70%, kadar lemak 0,27%, kadar protein 4,35%, dan serat kasar 2,28%. Proses pengukusan menyebabkan perubahan secara proporsional komposisi kimia pada daun dan tangkai semanggi air, kadar air 89,02% menjadi 87,92%, kadar abu (basis kering) 14,2% menjadi 4,38%, lemak 2,62% menjadi 2,48%, protein 39,63% menjadi 26,74%, serat dari 20,77% menjadi 9,27%.
Fitokimia yang terdeteksi meliputi gula pereduksi, karbohidrat, steroid, dan flavonoid. Kandungan steroid dan flavonoid secara kualitatif tidak mengalami perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar